Penulis : Ustd. Dinnar Sintia, S.Pd.

sditalibrah – Gresik, 21 Juni 2025 — Suasana Sabtu pagi di SDIT Al Ibrah dipenuhi riuh suara langkah kaki dan degup harap dari para orang tua yang memadati lingkungan sekolah. Sebuah panggung kecil menjadi saksi semangat dan kreativitas siswa kelas 3 dalam Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang bertema “Stop Bully, Be a Friend.”

Kegiatan yang berlangsung bersamaan dengan pengambilan Laporan Hasil Belajar (LHB) akhir tahun ini, bukan sekadar penampilan panggung biasa. Ia menjadi cermin proses belajar siswa selama satu tahun, tidak hanya dalam aspek akademik tetapi juga pembentukan karakter.

Dibuka oleh dua MC cilik, Abbad dan Aysha dari kelas 3D, acara kemudian dilanjutkan dengan tilawah oleh Kayyasa, sari tilawah Bahasa Inggris oleh Alyssa, dan sari tilawah Bahasa Indonesia oleh Kayyis — semua dari kelas 3D. Kehadiran mereka di awal acara mempertegas bahwa pelibatan siswa dalam setiap peran menjadi bagian dari pembelajaran bermakna.

Dalam sambutannya, Ustadz M. Ridwan Priyanto, S.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah Urusan Kehumasan, menyampaikan pesan mendalam kepada para wali murid. Ia mengajak untuk lebih reflektif terhadap pola asuh yang tak jarang tanpa sadar mengandung unsur bullying terhadap anak sendiri. “Kalau perlu, jangan malu meminta maaf kepada anak,” ujarnya penuh empati.

Ustadz Ridwan juga menyampaikan enam kunci kesuksesan bagi anak: kecerdasan, kesungguhan, semangat, pengorbanan, kedekatan dengan guru atau ahlinya, dan waktu. Ia turut menyampaikan pesan dari Kepala SDIT Al Ibrah, Ust. Janan, S.Pd., yang mengingatkan bahwa keberhasilan pendidikan adalah kolaborasi antara sekolah dan rumah. Dengan sinergi ini, akan lahir generasi mundzirul qoum — pelopor kebaikan untuk agama dan bangsa.

Sebanyak 111 siswa dari kelas 3A hingga 3D menampilkan beragam pertunjukan bertema anti-bullying: dari gerak lagu, puisi, tari, senam, juggling, hingga drama dan presentasi yang menggugah kesadaran penonton. Sorak kagum dan tepuk tangan orang tua pun menjadi bukti bahwa pesan yang dibawa benar-benar menyentuh hati.

Gelar Karya P5 ini bukan sekadar selebrasi hasil belajar, tetapi juga momentum untuk meneguhkan komitmen bersama: menjadikan sekolah sebagai ruang yang aman, ramah, dan mendukung pertumbuhan karakter setiap anak.

“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world” (Nelson Mandela)

Artinya adalah “Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat Anda gunakan untuk mengubah dunia.”