Boleh saja kagum dengan kecerdasan Steve Jobs dalam mengelola dan membesarkan perusahaan gadget merk Apple. Boleh juga meniru kegigihan Choirul Tanjung, owner dari Trans Corp, yang mampu bangkit dari kemiskinan yang pernah menderanya. Namun sosok wirausahawan sukses yang paling patut diteladani adalah Rasullulah SAW. Beliau berdagang tak hanya fokus pada laba atau rugi, tapi yang lebih utama adalah mengharap berkah dari Allah SWT. Inilah yang kemudian menjadi landasan utama kegiatan Belajar Kerja Nyata (BKN) yang dilaksanakan oleh jenjang kelas 5 hari ini.

Merujuk pada judul tema bulan September yaitu wirausaha, BKN kali ini mengambil tema Sukses Menjadi Kidspreneur Ala Rasul. Usaha jenis apa nih yang mereka tawarkan? tim kelas 5 sepakat memilih makanan dan minuman. Ya, hari ini mereka belajar menjadi pengusaha kuliner.

Siswa-siswi terbagi menjadi 3 tim yakni tim marketing, tim desain, dan tim cooking. Tim marketing bertugas untuk mempromosikan barang yang dijual kepada target pasar. Tim desain kebagian membuat poster semenarik mungkin untuk dipakai media promosi. Tim cooking, yaitu seluruh anggota yang akan mengeksekusi bahan-bahan yang telah disiapkan menjadi produk makanan dan minuman layak jual.

Menu makanan yang ditawarkan cukup beragam mulai dari jajanan favorit sampai makanan khas Gresik. Ada batagor, gado-gado, dan lontong Roomo. Untuk menu minuman tersedia es melon, es buah, dan es susu cincau. Segar dan sehat. Pas banget dengan cuaca panas sekarang. Lalu, berapa harga yang harus dibayar? Serbu. Serba lima ribu dan tiga ribu. Selain nikmat dan sehat, harga yang dibandrol juga sangat terjangkau. Lima ribu untuk semua jenis makanan dan tiga ribu untuk semua jenis minuman. Murah meriah.

Sehari sebelum hari H, seluruh tim marketing dari tiap menu melancarkan aksi jemput bola. Di sela jam istirahat siang, mereka secara door to door mendatangi tiap kelas untuk mempromosikan produk yang akan mereka jual esok hari. Mereka menawarkan sistem open PO agar kastamer tak khawatir akan kehabisan menu incarannya. Dengan begitu, tim cooking bisa memperkirakan berapa porsi makanan yang harus diproduksi. Syauqi, salah satu tim marketing, menceritakan bahwa dengan strategi seperti itu, pemesanan batagor di kelompoknya telah melebihi target yang diperkirakan. Luar biasa.

Selain belajar berwirausaha untuk meraup laba, para kidspreneur ini ternyata menyimpan sebuah niat mulia dalam kegiatan entrepreneurship kali ini. Semua laba hasil jualan aneka makanan dan minuman ini akan digunakan untuk kegiatan santunan anak yatim yang sudah terjadwal di bulan depan. Menurut ustadzah Alief, selaku koordinator jenjang 5, anak-anak tidak hanya mendapatkan pengalaman cara berwirausaha yang baik, namun mereka juga belajar menerapkan apa yang telah Rasul contohkan yakni menyisihkan laba yang terkumpul untuk sedekah.

Tak hanya itu, seluruh tim juga memperhatikan kemasan produk yang dipakai. Tetap mengikuti prinsip bebas sampah plastik yang sudah lama digaungkan di lingkungan SDIT Al Ibrah. Tak elok kan, bila niat mulia para siswa ternodai hanya karena abai terhadap kelestarian lingkungan.

Pada jam istirahat selepas dhuhur, para siswa tampak sibuk menyiapkan barang jualannya. Sebagian mulai mengemas, sebagian lagi mulai berkeliling melayani delivery order ke kelas-kelas. Di akhir kegiatan saat penghitungan modal dan laba, alhamdulillah terkumpul laba sebesar Rp. 1.273.000,00.

Bukan hanya penjual yang bahagia, pembeli pun ikut kecipratan berkah pahalanya. Sebab dengan membeli makanan atau minuman tersebut, berarti para pembeli juga ikut bersedekah pada kegiatan santunan anak yatim. Selaras dengan tagline yang mereka usung; dapat kenyangnya, dapat murahnya, dan bonus tiket surga. Insyaallah.