Belajar Antisipasi Dini Terhadap Polusi

Dikenal sebagai kota industri, Gresik memiliki lebih dari seribuan pabrik. Hal ini tentu berdampak pada kondisi udara dan lingkungan di sekitarnya. Emisi gas buang pabrik, juga padatnya pengguna jalan ikut menyumbang udara kota Gresik yang semakin panas dan tercemar.

Bahkan beberapa waktu lalu, sempat diberitakan bahwa AQI (Air Quality Index) di kota Gresik konsisten pada warna oranye dan merah. Oranye mengindikasikan udara yang tidak sehat untuk kelompok sensitif. Sedang merah berarti udara yang tidak sehat untuk semua orang. Ngeri kan?

Berangkat dari masalah tersebut, siswa-siswi SDIT Al Ibrah dari jenjang kelas 5 dalam kegiatan BKN (Belajar Kerja Nyata) kali ini mengangkat tema Pengaruh Kondisi Udara Kota Gresik Terhadap Pernapasan. Apa sih yang harus dilakukan jika kita tinggal di kota yang tingkat polusi udaranya cukup gawat.

Kegiatan BKN yang diselenggarakan pada hari Rabu tanggal 23 Agustus 2023 kemarin, mengundang narasumber ahli, yaitu dr. Rhesta Nurtania yang merupakan kepala IGD rumah sakit Muhammadiyah Gresik.

Sesi pertama, dr. Rhesta memberikan beberapa pertanyaan, salah satunya adalah “Apa saja organ-organ pernapasan yang kalian ketahui?” Sebagai pertanyaan pemantik untuk mereview pengetahuan yang sudah diperoleh di pembelajaran IPAS. Kemudian dilanjutkan dengan materi tentang macam-macam gangguan pada sistem pernapasan dan cara menjaga kesehatan organ pernapasan.

Siswa-siswi menyimak dengan antusias sambil sesekali mencatat informasi penting yang mereka dapatkan. Di sesi tanya jawab, siswa-siswi berebut mengajukan pertanyaan.

Kegiatan BKN kemudian ditutup dengan kegiatan fun cooking pada siang harinya. Menu yang dipilih adalah salad buah. Dalam beberapa kelompok, siswa-siswi menyiapkan, meracik dan mengolah sendiri menu yang mereka sepakati bersama. Selain mengasah life skill, kegiatan fun cooking ini juga melatih rasa tanggung jawab dan kekompakan tim dalam bekerja sama.

Tak tampak seorang siswa pun yang tidak semringah. Semua serempak menjawab “Senaaaanggg…” saat ustadzah Alief, koordinator jenjang 5, menanyakan perasaan mereka di sesi akhir acara. Alhamdulillah.