Penulis : Ustd. Wahdiyatul Masruroh, S.Pd.

sditalibrah – Magetan, Sebanyak 104 siswa kelas 6 SDIT Al Ibrah mengikuti kegiatan Survivor & Qur’an Camp selama tiga hari penuh makna di Kampung Susu Lawu (KSL), Singolangu, Magetan. Bertajuk “Bertahan di Alam, Kokoh dalam Iman”, kegiatan ini menjadi pengalaman spiritual dan edukatif yang membekas bagi siswa, guru, dan masyarakat setempat.

Gerimis dan udara dingin menyambut rombongan setelah perjalanan panjang dari Gresik. Namun, semangat anak-anak tak surut. Acara pembukaan berlangsung hangat dengan kehadiran Kepala Dusun KSL, Bapak Slamet Waluyo, Ibu Sri, serta perwakilan orang tua asuh, Bapak Kusman. Ustadzah Iffah, mewakili SDIT Al Ibrah, membuka kegiatan secara resmi, yang langsung disambut antusias oleh seluruh peserta.

Semangat : Dinginnya udara di lereng Gunung Lawu tak menyurutkan semgangat Siswa SDIT Al Ibrah

Selama tiga hari, siswa-siswi SDIT Al Ibrah menjalani serangkaian kegiatan yang menggabungkan survival skill, kepedulian sosial, dan pembinaan spiritual. Mereka tinggal di homestay bersama orang tua asuh yang penuh kehangatan. Di malam pertama, anak-anak mendapatkan motivasi belajar dan Qur’an, dilanjutkan dengan tahfidz dan refleksi malam.

Hari kedua dimulai dengan Qiyamullail dan sholat tahajjud berjamaah di tengah dinginnya pagi pegunungan. Anak-anak kemudian mengikuti Belajar Kerja Nyata (BKN) dengan mengolah susu menjadi makanan modern seperti nugget susu, dodol susu, dan cokelat susu. Mereka juga ikut membantu orang tua asuh ke ladang dan peternakan, memetik sayur, bahkan membungkus hasil panen sambil murojaah hafalan. Momen ini menjadi pemandangan mengharukan bagi warga, melihat anak-anak tetap menjaga hafalan di tengah aktivitas fisik yang cukup berat.

Baca juga : Menapak Jejak Sejarah, ExfourVision SDIT Al Ibrah Ukir Cerita di Jogja

Tak hanya itu, para peserta juga belajar mengolah limbah ternak menjadi pupuk, berenang, serta menikmati malam dengan kegiatan jagung bakar dan kebersamaan yang menghangatkan di tengah udara dingin.

Puncak kegiatan adalah Survivor Trail menggunakan jeep menyusuri lereng Gunung Lawu. Jalan sempit, licin, hingga berlumpur tak menyurutkan semangat. Takbir, tahmid, tawa dan jerit bahagia mewarnai pengalaman tak terlupakan ini.

Peserta Survivor dan Quran Camp Kelas 6 SDIT Al Ibrah di kampung Susu Lawu, Magetan

Kegiatan ditutup secara resmi dengan suasana haru. Ibu Kepala Dusun dan perwakilan orang tua asuh menyampaikan rasa bangga atas semangat anak-anak dalam menjaga hafalan Qur’an di sela padatnya aktivitas. “Air mata ini bukan karena sedih, tapi haru melihat anak-anak SDIT Al Ibrah menghidupkan Qur’an di tengah desa kami,” ujar Ibu Sri.

Salah satu siswa berkata, “Aku sudah packing barang, sudah cek semuanya, tapi rasanya seperti ada yang tertinggal…” Ucapan itu dijawab lembut oleh ibu asuhnya, “Itu artinya kerasan di sini, nanti kesini lagi ya, Nak.”

Kepala SDIT Al Ibrah, Ustadz Janan, S.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang untuk melatih kemandirian, kepedulian, dan penguatan nilai-nilai spiritual para siswa. “Anak-anak belajar dari alam, masyarakat, dan terutama dari diri mereka sendiri. Terima kasih untuk seluruh pihak yang telah membersamai dan mendoakan,” ujarnya. Ia berharap kegiatan serupa dapat terus dikembangkan sebagai bekal siswa menjalani kehidupan yang tangguh namun tetap lembut dalam iman.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa belajar tak hanya di ruang kelas. Di tengah kabut, ladang, dan sejuknya udara pegunungan, anak-anak belajar hal terpenting: menjadi manusia yang bertahan dalam kesederhanaan dan kokoh dalam keimanan.