Penulis : Ustd. Nur Chamimah, S.S

Agar tujuan pembelajaran di kelas dapat tercapai, seorang guru harus melakukan berbagai persiapan dengan matang. Ibarat seorang koki di dapur, guru perlu menyiapkan seluruh bahan dan alat sebelum “memasak” ilmu untuk siswanya. Persiapan ini mencakup tidak hanya aspek teknis seperti menyusun modul ajar, lembar kerja peserta didik, dan menyiapkan media pembelajaran, tetapi juga kesiapan ruhiyah dan mental agar guru dapat mengajar dengan hati yang tenang dan penuh semangat.

Kesadaran akan pentingnya kesiapan inilah yang menjadi dasar bagi para guru SDIT Al Ibrah untuk terus upgrade skill dan memperbaiki diri. Barang siapa berani mengajar, maka ia tidak boleh berhenti belajar. Filosofi inilah yang mendorong para guru untuk mengembangkan kemampuan akademik sekaligus memperkuat pembinaan ruhiyah mereka.

Aktivitas Pagi : Para Guru SDIT Al Ibrah Tilawah Al Quran Bersama sebelum masuk kelas

Salah satu upaya yang dilakukan SDIT Al Ibrah adalah melalui program tilawah pagi. Program ini membiasakan para guru untuk membaca Al Qur’an selama 15 menit sebelum bel masuk sekolah. Guru-guru dibagi dalam kelompok-kelompok sesuai dengan jenjang kelasnya dan didampingi oleh guru tahsin tahfidz. Selain tilawah pagi bersama, para guru SDIT Al Ibrah juga rutin mendapatkan pembinaan Al Qur’an setiap hari Selasa.

Sekolah SDIT Al Ibrah sangat memperhatikan pembinaan ruhiyah ini, karena meyakini bahwa dengan ruhiyah yang baik, guru akan lebih siap dalam mendidik siswa. Kondisi ruhiyah yang baik membuat guru lebih sabar, tenang, dan tulus dalam menjalankan tugasnya.

Guru yang hatinya dekat dengan Al Qur’an akan lebih mudah menebarkan kebaikan di kelas, baik melalui ucapan, sikap, maupun teladan. Dengan pembinaan ruhiyah yang rutin, para guru di SDIT Al Ibrah diharapkan tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara spiritual. Inilah yang menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan pembelajaran yang bermakna dan berkarakter.

Baca juga : Mengenal SDIT Al Ibrah Lebih Dekat

Apa yang disampaikan guru di kelas tidak hanya berdampak pada kemampuan kognitif siswa, tetapi juga memengaruhi sikap dan akhlak mereka. Dengan kata lain, tanpa persiapan ruhiyah, proses pembelajaran akan terasa hambar dan sulit meninggalkan kesan di hati anak-anak.

Guru yang memiliki ruhiyah yang kuat, insyaallah akan lebih tenang dan mampu menghadapi berbagai kesulitan yang muncul selama proses belajar mengajar di kelas. Tentu, tidak akan ditemukan pemandangan seperti ini: siswa di kelas tantrum, gurunya ikut tantrum juga!

Kepala sekolah SDIT Al Ibrah, ustadz Janan, S.Pd menyampaikan bahwa sebagai sekolah Islam, sudah sepatutnya seluruh guru SDIT Al Ibrah memiliki persiapan lahir dan batin dalam mendidik para peserta didiknya. “Pembiasaan Tilawah Al Quran sebelum pelajaran dimulai ini menjadi sumber energi spiritual bagi para ustadz dan ustadzah SDIT Al Ibrah. Dari ayat-ayat Al-Qur’an inilah lahir ketenangan, semangat, dan kejernihan hati yang menjadi amunisi cerdas sebelum mereka beraksi di kelas membimbing generasi Qur’ani.

Semoga para guru SDIT Al Ibrah selalu diberi kekuatan untuk menjaga keikhlasan dan semangat dalam menebarkan ilmu. Dengan ruhiyah yang kuat, guru bukan hanya mengajar dengan kata-kata, tetapi juga penuh makna dan meninggalkan jejak kebaikan di hati anak-anak. Aamiin… Wallahu a’lam bish shawab

Semoga Bermanfaat