Penulis : Janan, S.Pd. (Kepala SDIT Al Ibrah)

sditalibrah.sch.id_Gresik. Hari Guru Nasional 2024 menjadi momen refleksi yang berharga bagi kita semua, terutama bagi para pendidik yang berjuang mencetak generasi emas bangsa. Peran guru yang dulu identik dengan pengajar semata, kini telah berkembang menjadi pembimbing, fasilitator, hingga inspirator. Dalam Islam, peran seorang guru memiliki kedudukan yang mulia, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

كُلٌّ عَلَى خَيْرٍ هَؤُلَاءِ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ وَيَدْعُونَ اللَّهَ فَإِنْ شَاءَ أَعْطَاهُمْ وَإِنْ شَاءَ مَنَعَهُمْ وَهَؤُلَاءِ يَتَعَلَّمُونَ وَإِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا فَجَلَسَ مَعَهُمْ

Mereka semua berada dalam kebaikan. Kelompok pertama membaca Al-Qur’an dan berdoa kepada Allah, jika Allah berkehendak Dia akan memberi (apa yang diminta) mereka. Sementara kelompok yang kedua belajar mengajar, dan sesungguhnya aku diutus untuk menjadi guru (HR. Ibnu Majah)

Menjadi seorang guru berarti menjadi tonggak estafet penerus risalah nabi. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Ulama (ahli ilmu) itu pewaris para nabi. Sesungguhnya para Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Sesungguhnya mereka mewariskan ilmu. siapa yang mengambilnya sungguh ia telah mengambil bagian yang melimpah.” (HR. Tirmizi No.2682 dari sahabat Abu Darda Radhiallahu’anhu dengan derajat shahih).

Guru hendaklah menjadi seorang yang selalu dirindu oleh murid-muridnya dan relevan sepanjang zaman sesuai dengan nilai-nilai yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

KARAKTER YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG GURU

1. Mengajarkan Ilmu dengan Niat Ikhlas

Seorang guru dalam Islam tidak hanya mengajarkan ilmu dunia, tetapi juga ilmu yang membawa manfaat bagi akhirat. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim).

Guru yang relevan adalah mereka yang menjadikan niat ikhlas karena Allah sebagai landasan utama dalam mendidik. Dengan niat yang tulus, keberkahan dalam ilmu akan terwujud.

2. Meneladani Rasulullah SAW sebagai Guru Agung

Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam mendidik umat. Beliau mengajarkan dengan kelembutan, kasih sayang, dan pendekatan yang penuh hikmah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

“Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran: 159).
Guru yang relevan adalah mereka yang menerapkan pendekatan ini, mengedepankan cinta dan pengertian dalam setiap interaksi dengan murid.

3. Menanamkan Akhlak Mulia

Ilmu tanpa akhlak adalah ibarat pohon tanpa buah. Dalam Islam, guru memiliki tanggung jawab besar untuk menanamkan akhlak mulia kepada murid. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

إِنَّ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا

“Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Bukhari).

Guru yang relevan tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga pembimbing akhlak yang mempersiapkan murid menjadi generasi berakhlak karimah.

4. Mendidik dengan Hikmah dan Kesabaran

Tugas mendidik membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Allah berfirman:

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

“Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125).

Guru yang relevan adalah mereka yang mampu mendidik dengan cara yang bijak, penuh empati, dan memahami karakter setiap murid. Kesabaran seorang guru akan menjadi teladan nyata bagi siswa.

5. Beradaptasi dengan Perubahan Zaman Tanpa Meninggalkan Prinsip Islam

Di tengah perkembangan zaman, guru harus mampu mengikuti teknologi dan perubahan, namun tetap berpegang teguh pada prinsip Islam. Nilai-nilai keimanan, kejujuran, dan amanah menjadi pedoman dalam menavigasi perubahan. Dengan panduan ini, guru tetap relevan dan menjadi cahaya di tengah modernitas.

6. Menghormati Ilmu dan Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat

Dalam Islam, seorang guru tidak pernah berhenti belajar. Rasulullah SAW bersabda:

أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ

“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat.” Guru yang relevan adalah mereka yang terus memperbarui ilmu, memperluas wawasan, dan mendekatkan diri kepada Allah. Dengan ilmu, guru dapat menjadi perantara keberkahan bagi murid-muridnya.

7. Membangun Generasi Rabbani

Guru yang relevan sepanjang masa adalah mereka yang tidak hanya mencetak murid yang cerdas secara akademik, tetapi juga menjadi hamba Allah yang taat. Allah berfirman:

كُوْنُوْا رَبَّانِيّٖنَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُوْنَ الْكِتٰبَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُوْنَۙ …

“Jadilah kamu orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS. Ali Imran: 79).
Guru harus menjadi bagian dari upaya membangun generasi yang menjadikan Allah sebagai pusat kehidupannya.

Kesimpulan: Guru, Pilar Peradaban Islam

Dalam Islam, guru adalah pewaris para nabi. Hari Guru Nasional 2024 adalah pengingat untuk terus memperkuat komitmen mendidik generasi penerus bangsa dengan nilai-nilai Islam. Dengan meneladani Rasulullah SAW, mengamalkan akhlak mulia, dan mengajarkan ilmu dengan niat yang ikhlas, guru akan selalu relevan di setiap zaman.

Semoga semangat Hari Guru Nasional 2024 ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus mengukir sejarah peradaban melalui pendidikan yang islami dan bermakna.

Selamat Hari Guru Nasional! “Ilmu adalah warisan para nabi, dan guru adalah penjaga warisan itu.”

baca juga :

Spesial Hari Guru; PUISI UNTUK GURU

BELAJAR KERJA NYATA KELAS 3 SDIT AL IBRAH: ENTREPRENEUR TANGGUH DAN SUKSES

TIPS : Wujudkan Generasi Islam yang Cerdas di Era Digital