sditalibrah.sch.id – GRESIK. Semangat kepedulian dan aksi nyata membara di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Ibrah. Dalam momen upacara bendera pada Senin pagi (14/4), ratusan siswa dan guru menggelar aksi solidaritas sebagai bentuk kepedulian terhadap penderitaan rakyat Palestina.
Dengan khidmat, upacara bendera menjadi pembuka rangkaian aksi kemanusiaan ini. Usai upacara, seluruh peserta aksi, baik siswa maupun guru, secara serempak mengecam segala bentuk penjajahan di muka bumi, sesuai amanat konstitusi negara. Seruan lantang itu menggema di lapangan upacara, mempertegas sikap SDIT Al Ibrah dalam mendukung kemerdekaan sebagai hak asasi seluruh bangsa, sebagaimana termaktub dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945.
Puncak kegiatan solidaritas ini adalah deklarasi bersama untuk memboikot produk-produk yang terafiliasi dengan zionis Israel. Dengan penuh semangat, seluruh warga sekolah menyatakan komitmen untuk tidak lagi menggunakan atau membeli produk dari pihak-pihak yang mendukung tindakan penindasan terhadap rakyat Palestina.

Kepala SDIT Al Ibrah, Janan, menyampaikan bahwa kegiatan ini lahir dari kepedulian mendalam terhadap penderitaan umat muslim di Palestina dan sebagai bentuk nyata dari gerakan kemanusiaan yang diusung sekolah.
“Aksi ini adalah bentuk pengecaman keras terhadap segala bentuk penindasan. Kami berharap, meskipun kecil, langkah ini bisa menjadi kontribusi dalam menekan kezaliman,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa semangat ini selaras dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia.
“Sebagai sekolah yang menjunjung tinggi konstitusi, kami ingin menegaskan bahwa penjajahan tidak sejalan dengan nilai kemanusiaan universal, bukan hanya soal agama, tapi soal nurani,” tambahnya.
baca juga : SDIT Al Ibrah Galang Donasi untuk Palestina: Tangis Haru, Kisah Inspiratif, dan Tantangan Hafalan dari Syeikh
Pembina upacara, Ust. Khairul Huda, memimpin langsung deklarasi dan mengajak seluruh peserta untuk memahami pentingnya solidaritas umat. Ia menyampaikan pesan inspiratif melalui perumpamaan sederhana.
“Sebuah kipas hanya bisa berfungsi bila tersusun rapi. Bila bercerai-berai, ia kehilangan manfaatnya. Begitu juga umat ini, jika bersatu, kita bisa menjadi angin segar bagi dunia,” ucapnya penuh semangat.
Aksi ini bukan sekadar simbolik, namun diharapkan mampu menumbuhkan empati dan kepedulian sejak dini terhadap isu-isu kemanusiaan global. SDIT Al Ibrah menunjukkan bahwa meski dari lingkungan sekolah dasar, suara kebenaran dan keadilan tetap bisa menggema lantang. (*)
Recent Comments