Gresik – sditalibrah.sch.id. Bulan suci Ramadhan selalu menjadi momentum istimewa bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah serta memperdalam pemahaman agama. Salah satu acara yang menjadi sarana untuk itu adalah “Risalah Senja” edisi Ramadhan yang menghadirkan pemateri istimewa, Ustadz Janan, S.Pd., Gr., yang saat ini menjabat sebagai Kepala SDIT Al Ibrah Gresik sekaligus Pengurus JSIT Indonesia Wilayah Jawa Timur Bidang Humas.
Acara ini dipandu oleh host yang juga tak kalah inspiratif, Ustadz Kautsar Akhdan Yogaiswari, S.Pd., guru SMPIT Al Ibrah yang merupakan alumni Pondok Pesantren Gontor. Pada edisi spesial Ramadhan kali ini, tema yang diangkat adalah “Pelayanan Prima sebagai Implementasi Akhlak Islami”.
Konsep Pelayanan Prima dalam Islam
Dalam pemaparannya, Ustadz Janan menjelaskan bahwa pelayanan prima bukan hanya sekadar konsep bisnis atau manajemen modern, tetapi juga merupakan bagian dari ajaran Islam. Dalam Islam, konsep pelayanan terbaik diajarkan tidak hanya dalam interaksi antar manusia (habluminannas), tetapi juga dalam hubungan dengan Allah (habluminallah).
Baca Juga :
Aksi Mulia! Siswa SDIT Al Ibrah Kumpulkan Sembako untuk Dhuafa
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
(QS. An-Nahl: 90)
Selain itu, dalam hadits Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.”
(HR. Ahmad, Ath-Thabrani, Ad-Daruqutni)
Ustadz Janan menekankan bahwa konsep pelayanan prima sejatinya sudah ada sejak dahulu, bahkan sejak zaman Nabi Adam AS. Dalam kisah Qabil dan Habil, Nabi Adam AS mengajarkan kepada kedua putranya untuk memberikan yang terbaik dalam setiap aspek kehidupan. Ketika diperintahkan untuk mempersembahkan hasil bumi dan ternaknya kepada Allah, Habil memberikan hasil ternak terbaiknya.
Sementara Qabil justru mempersembahkan hasil panen yang jelek. Allah menerima persembahan Habil dan menolaknya dari Qabil, yang kemudian berujung pada peristiwa tragis di mana Qabil membunuh saudaranya sendiri karena iri.
Konsep penanaman akhlak yang baik ini terus diwariskan hingga ke zaman Nabi Muhammad SAW, yang diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak. Seperti dalam hadits beliau:
“Aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Ahmad, Malik, dan Al-Baihaqi)
Baca juga :
Lebih lanjut, Ustadz Janan membagi 5 hal pada kata PRIMA, yaitu:
- Profesionalisme – Bertanggung jawab atas tugas dengan penuh kesungguhan.
- Responsif – Peka dan cepat tanggap terhadap kebutuhan orang lain.
- Inovasi – Selalu mencari cara baru untuk memberikan pelayanan yang lebih baik.
- Mutu Terbaik – Memberikan hasil terbaik dalam setiap pekerjaan.
- Antusias – Bersemangat dalam melayani dengan penuh keikhlasan.
Menurut hasil penelitian Hyken tahun 2022, 68% orang menghindar atau tidak menyukai suatu layanan karena pelayanan yang buruk, 13% karena kualitas buruk, dan 9% karena kalah dalam persaingan. Sisanya disebabkan oleh faktor eksternal seperti kematian atau tidak membutuhkan layanan tersebut lagi. Hal ini menunjukkan bahwa sifat dasar manusia memiliki tiga kebutuhan utama, yang disebut 3D:
- Ingin diperhatikan
- Ingin dilayani
- Ingin dipuaskan
Rasulullah sebagai Teladan Pelayanan Terbaik
Dalam sesi selanjutnya, Ustadz Janan mengulas bagaimana Rasulullah SAW merupakan contoh nyata dari pelayanan prima. Beliau adalah sosok yang paling baik dalam melayani keluarganya, sahabat-sahabatnya, bahkan musuh-musuhnya. Rasulullah SAW selalu mengutamakan kelembutan, keramahan, dan kebaikan dalam setiap interaksi.
Salah satu kisah yang menarik adalah bagaimana Rasulullah SAW memperlakukan seorang wanita tua Yahudi yang sering mencaci beliau. Suatu hari, wanita tua itu jatuh sakit dan Rasulullah SAW tetap datang untuk menjenguknya serta menawarkan bantuan. Sikap ini membuat wanita tua tersebut tersentuh hingga akhirnya masuk Islam. Ini adalah bukti bahwa akhlak mulia dalam memberikan pelayanan kepada orang lain bisa menjadi sarana dakwah yang luar biasa.
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah menyukai seseorang yang apabila bekerja, ia menyempurnakan pekerjaannya.”
(HR. Al-Baihaqi)
Sikap beliau ini menunjukkan bahwa pelayanan prima bukan hanya tentang memberikan layanan yang baik, tetapi juga melakukannya dengan ketulusan dan keikhlasan.
Baca juga :
Tarhib Ramadhan SDIT Al Ibrah: Dari Pawai Meriah hingga Tebar Kebaikan di Jalanan
Implementasi Pelayanan Prima dalam Kehidupan Sehari-hari, Khususnya di Bulan Ramadhan
Di bulan Ramadhan, pelayanan prima memiliki nilai yang lebih besar karena merupakan bulan penuh berkah. Ustadz Janan menekankan bahwa pelayanan yang baik bisa diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti:
- Dalam keluarga: Melayani anggota keluarga dengan penuh cinta, misalnya dengan membantu menyiapkan makanan sahur dan berbuka.
- Di tempat kerja: Memberikan layanan terbaik kepada pelanggan, rekan kerja, dan atasan dengan penuh keikhlasan.
- Di lingkungan sekitar: Menolong tetangga yang membutuhkan, berbagi makanan kepada yang kurang mampu, atau sekadar menyapa dengan senyuman.
- Dalam ibadah: Melakukan ibadah dengan penuh keikhlasan dan memberikan kenyamanan bagi sesama jamaah di masjid.
Baca juga :
Cara Unik dan Edukatif SDIT Al Ibrah Gresik, Gelar Refleksi Hasil Belajar Tengah Semester 2
Sebagai penutup, Ustadz Janan menyampaikan pesan mendalam:
“Jangan pernah bosan untuk berbuat baik, karena ketika kita berbuat baik untuk orang lain, sesungguhnya kebaikan itu akan kembali kepada diri kita sendiri. Teruslah memberi manfaat kepada orang lain, karena sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi sesama.”
Bahkan, bentuk kebaikan paling ringan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan senyuman kepada orang lain, sebagaimana hadits Rasulullah SAW:
“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.”
(HR. Tirmidzi)
Dengan demikian, semangat pelayanan prima sebagai implementasi akhlak Islami tidak hanya relevan dalam dunia kerja, tetapi juga dalam seluruh aspek kehidupan. Acara “Risalah Senja” kali ini memberikan inspirasi bagi seluruh peserta untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di bulan suci Ramadhan. Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi orang lain. Aamiin.
Recent Comments