Gresik, sditalibrah.sch.id – Suasana penuh kehangatan dan semangat terasa dalam Rapat Dewan Guru SDIT Al Ibrah yang digelar di Bintang Pustaka, perpustakaan sekolah. Acara yang berlangsung pada hari Sabtu ini dihadiri oleh 68 guru SDIT Al Ibrah, yang semuanya antusias mengikuti arahan dan nasihat dari Kepala Sekolah, Ustadz Janan, S.Pd.,Gr.

Dalam suasana Ramadhan yang penuh berkah, Ustadz Janan menyampaikan dua pesan penting yang mengingatkan para guru akan peran dan tanggung jawabnya, baik secara pribadi maupun dalam lingkungan sekolah.

1. Menjaga Perut dari Makanan dan Minuman yang Haram

Ustadz Janan mengingatkan bahwa sebagai pendidik, kita harus menjaga apa yang masuk ke dalam tubuh kita. Makanan dan minuman yang dikonsumsi bukan sekadar soal rasa dan kenyang, tetapi juga soal keberkahan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal lagi baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

Dari ayat ini, kita diperintahkan untuk hanya mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan baik. Makanan dan minuman haram dapat berasal dari dua sumber:

  1. Dari segi zatnya, seperti daging babi, bangkai, darah, dan minuman yang memabukkan.
  2. Dari cara mendapatkannya, seperti hasil korupsi, mencuri, menipu, atau usaha yang tidak jujur.

Makanan dan minuman yang haram tidak hanya mempengaruhi tubuh kita secara fisik, tetapi juga berdampak pada hati dan jiwa. Doa seseorang yang mengonsumsi makanan haram sulit dikabulkan oleh Allah, sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi:

“Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman sebagaimana Ia memerintahkan kepada para rasul… Lalu beliau menyebutkan seorang laki-laki yang berdoa, ‘Ya Rabb, Ya Rabb,’ sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dengan yang haram, maka bagaimana doanya akan dikabulkan?” (HR. Muslim)

Baca juga :

Kegiatan Trendi (Pesantren Ramadhan Dira) SDIT Al Ibrah Gresik: Meningkatkan Iman, Ilmu, dan Kebersamaan di Bulan Ramadhan

2. Menghindari Perbuatan Haram

Tidak hanya makanan dan minuman, kita juga harus menjaga diri dari berbagai perbuatan haram. Beberapa di antaranya adalah:

  • Berkata dusta dan menipu: Nabi bersabda, “Barang siapa yang menipu, maka ia bukan dari golonganku.” (HR. Muslim)
  • Korupsi dan mencuri: Harta yang diperoleh dengan cara haram akan membawa kehancuran dalam kehidupan.
  • Ghibah dan fitnah: Menggunjing orang lain diibaratkan seperti memakan daging saudara sendiri yang sudah meninggal (QS. Al-Hujurat: 12).
  • Maksiat dan perbuatan keji: Segala bentuk kemaksiatan, seperti zina, riba, dan judi, harus dijauhi karena membawa kehancuran.

2. Menghindari Sifat Pengecut

a. Bahaya Sifat Pengecut dalam Islam

Sifat pengecut dapat membuat seseorang:

  • Takut menyampaikan kebenaran karena takut dikritik atau tidak disukai.
  • Takut berbuat baik karena takut kehilangan kenyamanan dunia.
  • Tidak mau berjuang dalam kebaikan karena khawatir menghadapi risiko.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan aku berlindung kepada-Mu dari usia tua yang lemah.” (HR. Bukhari)

Dari hadits ini, kita memahami bahwa sifat pengecut adalah sesuatu yang harus dihindari karena dapat melemahkan jiwa dan menjauhkan seseorang dari keberanian dalam menegakkan kebenaran.

Baca juga :

RISALAH SENJA RAMADHAN: PELAYANAN PRIMA SEBAGAI IMPLEMENTASI AKHLAK ISLAMI

b. Keberanian dalam Berbuat Baik

Islam mengajarkan kita untuk selalu berani dalam berbuat baik dan menegakkan keadilan, meskipun dalam kondisi yang sulit. Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu.” (QS. An-Nisa: 135)

Sebagai Muslim, kita harus berani dalam:

  • Menyampaikan kebenaran meskipun sulit dan tidak populer.
  • Berbuat baik tanpa takut terhadap celaan orang lain.
  • Melawan ketidakadilan dengan cara yang bijak dan sesuai dengan tuntunan Islam.

Baca juga :

Aksi Mulia! Siswa SDIT Al Ibrah Kumpulkan Sembako untuk Dhuafa

3. Jangan Menyeru Kebaikan Tapi Tidak Ikut Berperan

Salah satu bentuk pengecut yang harus kita hindari adalah menyeru orang lain untuk melakukan kebaikan, tetapi kita sendiri tidak ikut berperan di dalamnya. Allah memperingatkan hal ini dalam firman-Nya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Itu sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff: 2-3)

Jangan sampai kita hanya menyuruh orang lain untuk berbuat baik, tetapi kita sendiri lalai dan tidak memberikan teladan. Seorang Muslim sejati adalah mereka yang berkata dan berbuat sesuai dengan apa yang dia ajarkan.

Rapat ini tidak hanya menjadi ajang koordinasi, tetapi juga momentum untuk memperkuat nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. Semoga pesan yang disampaikan oleh Ustadz Janan menjadi pengingat bagi semua guru untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik dan memberikan teladan bagi para siswa.

Dengan semangat Ramadhan, mari terus berjuang dalam kebaikan! SDIT Al Ibrah, Bersama Mendidik dengan Hati.