sditalibrah – Gresik, 11 Juli 2025. Suasana aula lantai 3 SDIT Al Ibrah di Jl. Tanjung Wira VI/44 GKB Yosowilangun Manyar Gresik pagi itu tampak berbeda dari biasanya. Sejumlah 70 guru SDIT Al Ibrah mengikuti Rapat Kerja (Raker) tahun 2025 untuk menyambut tahun ajaran baru. Tidak langsung dengan pidato panjang atau materi perencanaan, Kepala SDIT Al Ibrah, Janan, S.Pd., membuka Rapat Kerja (Raker) Tahun Ajaran 2025–2026 dengan mengajak seluruh guru untuk melakukan senam ringan bersama.
Dengan menggerak-gerakkan tangan dan kaki, para guru tampak antusias mengikuti ajakan tersebut. Gerakan ringan itu bukan sekadar pemanasan fisik, melainkan simbol semangat yang dibangun sejak awal forum. Kepala Sekolah menyampaikan bahwa tubuh yang bugar akan membantu otak berpikir lebih jernih selama mengikuti proses Raker yang intensif selama sepekan penuh.
“Kalau anak-anak kita diminta aktif dan sehat, maka guru pun harus memberi teladan. Bergerak itu penting. Tubuh yang aktif akan mengalirkan energi positif untuk berpikir, berdiskusi, dan merencanakan pembelajaran yang bermakna,” ungkap beliau disambut senyum para guru.
Ajakan senam pagi ini sekaligus menjadi pengantar penguatan nilai-nilai dari 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yang merupakan salah satu program prioritas pendidikan nasional. “Kebiasaan seperti bangun pagi, berolahraga, makan sehat, hingga tidur cukup bukan hanya untuk anak-anak. Kita sebagai guru pun harus membangun budaya sehat itu sejak sekarang,” imbuhnya.
Menghidupkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Salah satu penekanan penting dalam arah kebijakan pendidikan nasional tahun ini adalah himbauan dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Dr. Abdul Mu’ti, terkait gerakan nasional membentuk “Anak Indonesia Hebat”. Beliau menekankan pentingnya menghidupkan 7 kebiasaan baik dalam keseharian anak-anak Indonesia, yang juga akan diinternalisasikan di SDIT Al Ibrah.
Berikut adalah ketujuh kebiasaan tersebut beserta penjabaran kontekstualnya di lingkungan SDIT Al Ibrah:
- Bangun Pagi
Anak-anak akan dilatih memiliki ritme hidup sehat dimulai dengan bangun lebih awal, diawali dengan sholat Subuh. Guru akan menanamkan semangat pagi sebagai awal keberkahan dan kesiapan belajar. - Beribadah
Ibadah harian seperti sholat wajib, membaca Al-Qur’an, dan doa-doa harian akan terus ditanamkan dan dievaluasi bersama. Pendidikan ibadah bukan hanya ritual, tapi pembentukan karakter spiritual yang konsisten. - Berolahraga
Aktivitas fisik terjadwal akan dimasukkan secara sistematis dalam jadwal mingguan. Selain senam pagi dan olahraga rutin, aktivitas outdoor juga akan diperkuat sebagai bagian dari pendidikan holistik. - Makan Sehat dan Bergizi
Sekolah akan mendorong gerakan bekal sehat dan edukasi gizi. Kelas-kelas akan dibimbing untuk memahami pentingnya makanan bersih dan bergizi sebagai energi untuk belajar dan beribadah. - Gemar Belajar
Cinta ilmu akan ditumbuhkan melalui pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, dan tidak menekan. Anak tidak sekadar dikejar target akademik, tetapi juga ditumbuhkan rasa ingin tahunya melalui proyek, eksplorasi, dan diskusi. - Bermasyarakat
Anak akan dilatih untuk hadir dan berkontribusi dalam komunitas kecil di kelas maupun kegiatan sosial di lingkungan sekolah. Nilai gotong royong, tolong-menolong, dan kepedulian akan dimasukkan dalam pembelajaran sosial-emosional. - Tidur Lebih Awal
Edukasi tentang pentingnya istirahat cukup akan dikuatkan melalui komunikasi sekolah dengan orangtua. Anak-anak diajak mengelola waktu, membatasi gawai, dan menjaga kesehatan agar siap belajar esok hari.
“Kita tidak sedang mencetak anak cerdas semata. Kita sedang membentuk insan shalih yang sehat jasmani, matang ruhani, cerdas akal, dan siap menghadapi tantangan zaman,” tegas Kepala Sekolah.
Transformasi Guru dan Pembelajaran Bermakna
Setelah sesi penyegaran fisik tersebut, Raker dibuka secara resmi dengan sambutan utama Kepala Sekolah. Dalam pesan utamanya, beliau menyampaikan bahwa tahun ini adalah momentum penting bagi SDIT Al Ibrah untuk melompat lebih jauh dalam kualitas pendidikan, dan kuncinya adalah: transformasi guru.
“Transformasi yang kita maksud bukan hanya dari segi teknologi atau metode. Tetapi transformasi cara berpikir—bahwa kita bukan hanya pengajar, tapi penumbuh karakter. Kita tidak hanya menyampaikan, tapi menghadirkan makna,” tegasnya.
Kepala Sekolah juga menyoroti pentingnya menyesuaikan arah kurikulum dengan Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah. Peraturan ini menekankan pada fleksibilitas pembelajaran, pembinaan karakter, serta pendekatan berbasis konteks dan kebutuhan murid.
“Sebagai sekolah Islam, kita perlu membaca aturan ini bukan sekadar administratif, tapi sebagai kesempatan untuk memperkuat jati diri pendidikan kita—mengakar pada nilai Islam, namun tetap adaptif terhadap zaman,” tambah beliau.
Integrasi Deep Learning dengan Kurikulum JSIT
Lebih lanjut, beliau menguraikan pentingnya menerapkan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) di ruang-ruang kelas SDIT Al Ibrah. Bukan sekadar menuntaskan materi, namun menciptakan pembelajaran yang kontekstual, reflektif, dan membentuk cara berpikir murid.
Deep Learning ini akan diintegrasikan secara utuh dengan Kurikulum JSIT yang selama ini menjadi landasan pembinaan akhlak, kecerdasan spiritual, dan penguatan fitrah belajar siswa.
“Kita ingin anak-anak berpikir kritis, namun tetap berbudi. Kita ingin mereka menguasai teknologi, tapi tetap memiliki akhlak. Inilah tantangan kita—membuat pembelajaran mendalam tapi tetap Islami.”

Mempersiapkan MPLS Ramah
Menjelang masuknya peserta didik baru, Kepala Sekolah juga mengingatkan seluruh guru untuk bersiap menyambut Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang akan dimulai dalam waktu dekat. Beliau menekankan bahwa SDIT Al Ibrah harus menjadi pelopor dalam menyelenggarakan MPLS yang ramah, aman, dan mendidik, sesuai Surat Edaran Nomor 10 Tahun 2025 dari Kemendikbudristek RI.
Surat Edaran tersebut menegaskan bahwa:
- MPLS harus menghindari segala bentuk kekerasan fisik, verbal, perundungan, atau hukuman yang merendahkan martabat peserta didik.
- MPLS diarahkan untuk mengenalkan nilai, budaya sekolah, lingkungan belajar yang sehat, serta kebiasaan hidup baik.
- Kegiatan MPLS harus interaktif, edukatif, menyenangkan, dan inklusif, terutama bagi peserta didik dengan kebutuhan khusus.
- Guru harus menjadi pendamping yang membangun relasi positif dengan murid sejak hari pertama.
“MPLS bukan masa penggemblengan, tapi masa penyambutan. Kita sambut anak-anak dengan cinta, bukan dengan takut. Kita kenalkan mereka dengan nilai-nilai positif sejak awal mereka menjejakkan kaki di sekolah,” pesan Kepala Sekolah.
Ia menegaskan bahwa SDIT Al Ibrah akan mengusung “MPLS Ramah” sebagai tema utama, selaras dengan karakter sekolah Islam Terpadu yang menjunjung nilai kasih sayang, adab, dan akhlak.
Kepala Sekolah mengakhiri sambutannya dengan ajakan reflektif: “Mari kita tidak hanya merancang kegiatan, tetapi menata niat. Tidak hanya menyusun jadwal, tetapi membangun kesadaran. Pendidikan adalah ibadah, maka layakkanlah amal kita untuk Allah.”
Dengan semangat transformasi, pembiasaan hidup sehat, dan penyambutan hangat terhadap peserta didik baru, Rapat Kerja SDIT Al Ibrah resmi dibuka. Satu pekan ke depan menjadi ruang menyusun langkah, memperkuat kolaborasi, dan menyamakan arah demi pendidikan Islam yang mendalam, sehat, ramah, dan membentuk manusia seutuhnya. (*)
-Tim media Al Ibrah-
Recent Comments