Penulis : Janan, S.Pd (Kepala SDIT Al Ibrah)
Ubah Kalimat Pujian Anda kepada Anak dengan Kalimat Berikut: Fokus pada Proses, Bukan Hasil
sditalibrah.sch.id-GRESIK. Memberikan pujian kepada anak adalah hal yang penting dalam mendukung perkembangan emosional dan psikologis mereka. Namun, tidak semua pujian memberikan dampak positif yang sama. Pujian yang berfokus pada hasil semata bisa membuat anak lebih rentan terhadap tekanan dan kurang menghargai proses belajar mereka. Sebaliknya, pujian yang menekankan usaha dan ketekunan akan membantu mereka mengembangkan pola pikir berkembang (growth mindset), yaitu keyakinan bahwa kemampuan dapat dikembangkan dengan kerja keras dan ketekunan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana mengubah kalimat pujian yang lebih berorientasi pada hasil menjadi kalimat yang lebih menekankan proses, dengan memahami ilmu psikologi anak.
1. Mengganti “Kamu pintar banget” dengan “Wah, kamu sudah berusaha dengan sangat baik, ya!”
Mengatakan “Kamu pintar banget” bisa membuat anak berpikir bahwa kecerdasan adalah sesuatu yang tetap dan tidak bisa berubah. Akibatnya, jika suatu saat mereka mengalami kesulitan dalam belajar, mereka mungkin merasa tidak cukup pintar dan kehilangan motivasi untuk mencoba lebih keras.
Sebaliknya, dengan mengatakan “Wah, kamu sudah berusaha dengan sangat baik, ya!”, kita membantu anak memahami bahwa usaha adalah hal yang lebih penting daripada sekadar hasil. Pujian seperti ini menumbuhkan pola pikir berkembang (growth mindset), yang menurut psikolog Carol Dweck, dapat membantu anak menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri dan tidak takut gagal.
2. Mengganti “Kamu berbakat sekali, gambarmu bagus!” dengan “Ayah suka kamu tidak menyerah dalam menggambar. Proses yang sangat baik!”
Pujian yang berfokus pada bakat seperti “Kamu berbakat sekali” dapat membuat anak berpikir bahwa keterampilan adalah sesuatu yang bawaan dan tidak bisa dikembangkan. Jika mereka mengalami kesulitan atau gagal dalam menggambar, mereka mungkin merasa tidak cukup berbakat dan akhirnya menyerah.
Dengan mengubah pujian menjadi “Ayah suka kamu tidak menyerah dalam menggambar. Proses yang sangat baik!”, kita mengajarkan anak bahwa kegigihan dan latihan adalah kunci untuk meningkatkan keterampilan. Ini juga membantu mereka memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar yang wajar dan bisa diatasi dengan usaha yang terus-menerus.
3. Mengganti “Anak Ayah pintar sekali, kalau mau bantu Ayah!” dengan “Terima kasih sudah membantu Ayah hari ini.”
Memuji anak dengan “Anak Ayah pintar sekali” untuk mendorong mereka membantu bisa membuat mereka merasa dihargai hanya ketika mereka menunjukkan kepintaran atau keterampilan tertentu. Ini dapat membuat mereka merasa tekanan untuk selalu menjadi “pintar” dalam setiap situasi.
Sebaliknya, dengan mengatakan “Terima kasih sudah membantu Ayah hari ini,” kita memberikan apresiasi yang lebih tulus terhadap tindakan anak. Hal ini menumbuhkan rasa empati dan tanggung jawab mereka, tanpa mengaitkan tindakan baik dengan kecerdasan semata.
4. Mengganti “Kamu cantik/ganteng banget!” dengan “Kamu anak yang baik dan penyayang.”
Pujian yang berfokus pada penampilan seperti “Kamu cantik/ganteng banget!” dapat membuat anak mengaitkan nilai diri mereka hanya dengan penampilan fisik. Ini bisa menjadi masalah ketika mereka tumbuh dewasa dan mulai mengalami perubahan dalam tubuh mereka, yang bisa memengaruhi kepercayaan diri mereka.
Sebaliknya, mengatakan “Kamu anak yang baik dan penyayang” menekankan nilai-nilai kepribadian dan karakter positif yang lebih penting dalam jangka panjang. Anak akan lebih fokus pada bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain daripada sekadar penampilan luar mereka.
Mengapa Pujian yang Tepat Penting dalam Perkembangan Anak?
1. Mendorong Pola Pikir Berkembang (Growth Mindset)
Menurut penelitian Carol Dweck, anak-anak yang menerima pujian berbasis usaha lebih cenderung mengembangkan pola pikir berkembang. Mereka lebih tahan terhadap kegagalan dan lebih berani menghadapi tantangan baru karena mereka memahami bahwa kemampuan dapat dikembangkan melalui usaha.
2. Meningkatkan Motivasi Intrinsik
Pujian yang berfokus pada usaha membantu anak mengembangkan motivasi intrinsik, yaitu dorongan dari dalam diri untuk belajar dan berkembang. Ini lebih baik dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik, di mana anak hanya termotivasi oleh pujian atau hadiah semata.
3. Membantu Anak Menghargai Proses
Anak yang terbiasa mendapatkan pujian berbasis proses akan lebih menghargai perjalanan mereka dalam belajar dibandingkan dengan sekadar hasil akhir. Mereka akan lebih sabar dan tekun dalam menghadapi tantangan.
4. Membangun Kepercayaan Diri yang Sehat
Pujian yang tepat akan membantu anak memahami bahwa nilai mereka tidak hanya bergantung pada hasil akhir atau penampilan, tetapi juga pada usaha, kebaikan hati, dan karakter yang mereka miliki.
Kesimpulan
Pujian yang tepat dapat memberikan dampak yang sangat besar terhadap perkembangan psikologis anak. Sebagai orang tua atau pendidik, penting bagi kita untuk memberikan pujian yang berfokus pada proses dan usaha, bukan hanya pada hasil akhir atau atribut bawaan. Dengan begitu, anak akan lebih percaya diri, gigih, dan memiliki pola pikir berkembang yang akan membantu mereka sukses dalam kehidupan.
Mulai sekarang, mari kita ubah cara kita memuji anak-anak agar mereka dapat tumbuh dengan keyakinan bahwa usaha dan kerja keras lebih berarti daripada sekadar bakat atau kecerdasan bawaan. Dengan begitu, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan dan berkembang menjadi individu yang tangguh dan mandiri.
Wallahu a’lam bish shawab
baca juga :
Menyambut Ramadhan dengan Sehat: Acara Komite SDIT Al Ibrah Penuh Inspirasi
4 Bekal Menyambut Ramadhan: Pesan Inspiratif di Upacara SDIT Al Ibrah
Cara Mendidik Anak Sukses: Orangtua Wajib Hindari 4 Kalimat Ini!

Recent Comments