Penulis : Janan, S.Pd. (Kepala SDIT Al Ibrah)
sditalibrah.sch.id – GRESIK. Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang sukses, baik dalam kehidupan akademik, karier, maupun kehidupan sosialnya. Namun, keberhasilan anak tidak hanya ditentukan oleh pendidikan formal di sekolah, tetapi juga oleh bagaimana pola asuh yang diterapkan di rumah. Pola asuh yang baik melibatkan komunikasi yang positif dan membangun, serta menghindari kata-kata yang dapat berdampak negatif pada psikologi anak.
Sayangnya, masih banyak orang tua yang tanpa sadar mengucapkan kalimat-kalimat yang bisa merusak mental dan semangat anak. Kata-kata negatif ini bisa membentuk pola pikir yang membatasi, mengurangi rasa percaya diri, bahkan membuat anak kehilangan motivasi untuk berkembang. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara mendidik anak agar sukses serta 4 kalimat yang sebaiknya dihindari oleh orang tua.
Kalimat-kalimat yang harus dihindari orang tua di antaranya :
1. “Ayah-ibu akan kasih uang kamu, kalau nilai kamu bagus.”
Memberi uang saat anak mendapat nilai bagus atau merampungkan tugas sekolah lainnya ternyata tidak dianjurkan untuk dilakukan. Saat orang tua hanya fokus pada prestasi dan nilai memuaskan di sekolah, potensi anak akan redup sebelum bisa berkembang.
Nilai dan prestasi di sekolah memang penting. Namun, jangan lupa bahwa orang tua juga perlu mendukung perkembangan berbagai aspek lain dalam kehidupan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan positif.
2. “Tidak boleh main sepulang sekolah sampai nilai kamu meningkat.”
Tidak sedikit orang tua yang tidak memahami keinginan dan cita-cita anak-anak mereka. Beberapa anak mungkin sebenarnya berkeinginan untuk pintar dalam akademis. Namun, tidak sedikit orang tua yang justru memaksakan kehendaknya sendiri.
Seharusnya, orang tua mendukung keinginan anak-anaknya. Sebab, aktivitas bermain dapat membantu anak untuk belajar bersosialisasi, membuat aturan, dan kesepakatan. Dengan demikian, anak dapat memiliki kesempatan untuk belajar sehingga mampu membuat keputusan.
3. “Ayah/ibu tidak percaya kamu, jadi ayah/ibu mengecek PR kamu dan memperbaiki kalau ada yang salah.”
Setiap orang tua harus menekankan pentingnya tanggung jawab sejak usia dini. Mereka ingin anak-anak bertanggung jawab, menghadapi masalahnya sendiri, belajar dari kesalahan, dan lebih percaya diri seiring bertambahnya usia.
Pemilik Mutual Mobile, John Arrow, mengaku bahwa saat dia duduk di kelas lima, ia dan teman-temannya menulis surat kabar sekolah yang langsung habis terjual. Namun, mereka gagal melakukan pengecekan fakta.
Kepala sekolahnya pun menjadi sangat marah dan teman-temannya mendapat masalah dengan orang tua mereka. Nakun, orang tua John tertawa dan menyuruhnya untuk memperbaiki kesalahannya.
“Mengetahui orang tua saya akan mendukung saya, bahkan ketika pihak sekolah menentang saya, membuat saya bekerja lebih keras untuk menunjukkan kepada mereka bahwa mereka sudah membuatkan keputusan yang benar karena mempercayai saya,” kata John.
4. “Ayah/ibu memberi tambahan uang saku supaya kamu bisa membeli apapun yang kamu mau.”
Dampak negatif memanjakan anak bersumber dari kebiasaan orangtua yang memberikan semua keinginan anak. Kebiasaan ini secara tidak langsung membuat anak tidak bisa belajar tentang konsep dan sikap tanggung jawab.
Anak yang terbiasa dimanja dengan uang akan menjadi malas, tidak termotivasi, dan mudah marah jika keinginannya tidak terpenuhi. Pada akhirnya, mereka akan tumbuh besar tanpa kematangan emosional dan mengalami kesulitan mengatasi masalah ketika mereka dewasa.
Hal terpenting dalam mendukung anak adalah memberikan pengertian kepada anak mengenai kegunaan uang saku dan memberikan fasilitas bagi anak untuk menabung.
Bagaimana Cara Mendidik Anak Agar Sukses?
1. Menjadi Teladan yang Baik
Anak-anak belajar dengan meniru perilaku orang tua. Jika ingin anak memiliki kebiasaan positif, seperti disiplin, jujur, dan kerja keras, maka orang tua harus menunjukkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata.
2. Memberikan Pendidikan Karakter
Kesuksesan tidak hanya diukur dari akademik, tetapi juga dari karakter yang kuat. Ajarkan anak nilai-nilai penting seperti kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, empati, dan kemandirian. Anak yang memiliki karakter baik akan lebih mudah menghadapi tantangan hidup.
3. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri
Anak yang percaya diri lebih berani mencoba hal baru dan tidak takut menghadapi kegagalan. Orang tua bisa meningkatkan rasa percaya diri anak dengan memberikan apresiasi terhadap usaha mereka, membiarkan mereka mengambil keputusan, serta menghindari kritik yang merendahkan.
4. Mengajarkan Disiplin dengan Pendekatan Positif
Disiplin adalah kunci kesuksesan. Namun, disiplin yang diterapkan harus berbasis pada pemahaman, bukan ketakutan. Ajarkan anak untuk memahami konsekuensi dari setiap tindakan dan berikan batasan yang jelas namun tetap penuh kasih sayang.
5. Mendorong Minat dan Bakat Anak
Setiap anak memiliki potensi unik yang harus dikembangkan. Dukung anak dalam mengeksplorasi minat dan bakatnya, apakah itu dalam bidang akademik, seni, olahraga, atau keterampilan lainnya. Dengan memberikan dukungan penuh, anak akan lebih termotivasi untuk berkembang.
6. Membangun Hubungan yang Erat
Kedekatan emosional antara orang tua dan anak sangat penting dalam mendukung perkembangan mereka. Luangkan waktu berkualitas bersama, ajak berbicara tentang berbagai hal, dan dengarkan keluh kesah mereka tanpa menghakimi.
7. Mengajarkan Anak untuk Berpikir Kritis dan Kreatif
Kesuksesan di era modern tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak informasi yang diketahui anak, tetapi juga oleh kemampuan mereka untuk berpikir kritis dan kreatif. Ajarkan anak untuk menganalisis masalah, mencari solusi, dan berpikir out of the box.
Kesimpulan
Mendidik anak agar sukses bukanlah perkara instan, tetapi membutuhkan pendekatan yang konsisten dan penuh kasih sayang. Orang tua harus menjadi teladan, membangun komunikasi yang positif, dan memberikan dukungan dalam pengembangan karakter serta minat anak. Selain itu, memilih kata-kata yang tepat dalam berkomunikasi dengan anak sangat penting untuk membangun kepercayaan diri dan mental yang sehat.
Hindari empat kalimat yang dapat merusak semangat anak dan gantilah dengan ungkapan yang lebih membangun. Dengan pendekatan yang positif dan dukungan yang tepat, anak akan tumbuh menjadi individu yang sukses, bahagia, dan percaya diri dalam menghadapi tantangan hidup. (*)
baca juga :
Dari Tahfidz hingga Dai Cilik: Semarak Isra’ Mi’raj di SDIT Al Ibrah
Kreatif! Siswa Kelas 3 BKN Olah Buah Nanas Jadi Selai dan Sirup Lezat
Recent Comments